Mari kita coba berfikir sebentar
mengapa orang miskin makin miskin, dan
orang yang kaya makin kaya. Apa jawabanya ? Silahkan kompasioner renungin saya kasih waktu 5 menit.
Kenapa orang kaya semakin kaya?
Oke jawabnya takdir , wah kalau jawaban ini memang benar sich, dan
memang banyak faktor diluar , atau faktor X yang mempengaruhi kita dan
dunia ini. Dan ini bukan medan kita.
Dalam buku
7 Keajaiban Pintu Rezeki, si penulis yang terkenal dengan pakar Otak kanan,
Ippho Santosa
, juga membahas masalah ini, dan beliau memberi jawaban kenapa orang
kaya makin kaya , dan orang miskin makin miskin, dan kira-kira menurut
beliau bahwa ini disebabkan karena kepercayaannya dan keyakinannya.
Orang yang percaya akan sukses dan kaya maka dia kapan-kapan akan kaya
asal tetap berproses dengan benar dan percaya akan adanya percepatan
rezeki dan kesuksesan dengan izin Allah Yang Maha Kuasa dan Maha
Berkendak. Dan ingatlah bahwa Tuhan itu tergantung
prasangka hambanya.
Dan kalau sudah meyakini diri ini orang yang miskin dan kurang, juga
mempunyai mental miskin yang menyebabkan dirinya tetap dalam kemiskinan.
Jadi sebelum kaya kita mesti mempunyai mental kaya, dan salah satu
untuk memulainya yaitu dengan berbakti kepada orang tua, menikah dan
bersedekah .
Sedangkan dalam bukunya Ustad ketunan Tionghoa yaitu
Ustad Felix Siauw , juga pernah membahas masalah ini dalam bukunya yang berjudul
How Master To Be Habbits, ternyata orang kaya makin kaya dan orang miskin makin miskin itu
karena kebiasaannya.
Dan survey juga membuktikan bahwa kebiasaan ini lebih dominan
memberikan kesuksesan dari pada kecintaan atau kesukaan terhadap
sesuatu. Dan bisa kita bayangkan andai suka, cinta dan terus menjadi
kebiasaan maka pastinya akan menjadi sukses. Orang yang kaya bisa saja
menjadi miskin karena bangkrut atau usahanya jatuh, tapi karena sudah
terbiasa dengan kerja keras dan kerja cerdasnya maka dia dengan
kebiasaannya ini akan kembali menjadi kaya lagi. Dan juga orang miskin
semakin miskin karena kebiasaannya yang dari dulu miskin , dan pasti
punya uang banyak juga kapan-kapan akan miskin lagi.
Dan masalah ini bisa kita ketahui dari orang yang menang judi atau
undian. Dia tiba-tiba kaya mendadak dan karena kebiasaan miskin dan
pola hidup konsumtif
maka tinggal menunggu waktu saja dia akan kembali miskin. Dan ini juga
kita bisa kita lihat ketika saudara, teman, tetangga kita yang menjadi
TKI di luar negri , karena mata uang kita lebih rendah dari mata uang
luar negri, orang -orang yang bekrja di luar negri dalam waktu kira-kira
3 atau 4 tahun mereka umumnya bisa memiliki rumah dan kendaraan
terbaru. Tapi tidak jarang dari mereka kembali menjadi miskin lagi
setelah beberapa tahun kemudian. Kecuali yang sudah memiliki pola pikir
orang kaya. Dan bisa juga kenapa orang miskin makin miskin dan orang kaya makin kaya
karena pola pikir mereka, yaitu
midsetnya,
kata Robert T Kiyosaki karena banyak orang berfikir bahwa uang itu
adalah akar dari kejahatan maka orang tidak terlalu dengan sepnuh hati
untuk bekerja kerasa dan menjadi mental blok buatnya untuk maju, karena
sudah cape-cape ternyata uang dan harta menjadi akar kejahatan, akar
masalah di dalam diri dan keluarganya.
Kalau dalam keyakinan Islam karena kebanyakan orang miskin yang masuk
surga dan hanya sedikit orang kaya yang masuk surga duluan, karena si
miskin perhitungan amalanya lebih cepat, maka akan lebih cepat masuk
surga. Dan juga ada keyakinan bahwa di dunia ini hanya semntara dan
dunia ini adalah penjaranya orang -orang Islam dan surganya orang –
orang kafir. Makanya banyak orang Islam yang berkeja sederhana saja dan
tidak terlalu begitu hebat dalam mengejar dunia dan kekayaan. Dan ini
adalah mental blok yang menghalagi seseorang untuk berusaha lebih maju
lagi dalam soal pencampaian dunia.
Juga kita ingat kata Ustad yang jatuh pamornya ketika beliau melakukan pologami yaitu
Ustad A A Gim , beliau sering menyanyikan lagu seperti ini
Barang siapa Allah tujuannya, Niscaya dunia akan melayaninya
Namun siapa dunia tujuannya, Niscaya kan letih dan pasti sengsara
Diperbudak dunia sampai akhir masa
Ya makanya lumayan banyak juga yang mempunyai prinsip dan keyakinan
lebih baik sama dunia itu biasa saja, jagan terlalu ngoyo, sebab dunia
di kejar malah kabur , dan dunia ini tidak lebih dari kotoran. Ya inilah
pandangan mayoritas kita muslim di Indonesia yang dulu, dan menurut
terori ini saat kita semakin cinta pada dunia maka kita akan semakin
jadi budaknya, tapi saat kita cinta kepada Allah maka , Allah akan
memenuhi kebutuhan kita, paham ini juga di pegang oleh orang-orang
Jamaah Tagbigh (JT), makanya mereka kadang meningalkan anak istri hanya
unutk berdakwah. Dan dari pemikiran dan pemahan ini maka kita akan kaya
jika kita meninggalkan dunia.
Lalu ada juga ustad tv yang lebih
fenomenal lagi dan lebih mengundang pro dan kontra, Ya siapa lagi kalu bukan
Ustad Sedekah, Ustad Yusuf Mansur.
Dia mengajarkan menantang dunia , Mau punya perusahaan? Mau punya jodoh
? Mau pekerjaan? Mau utang segunung lunas? Mau punya rumah,? Mau pergi
haji? ? Mau apa saja bisa dilakukan dengan meminta atau berdoa kepada
yang punya dunia , yaitu Allah yang salah satunya adalah sedekah.
Kesannya juga malah bingung masyarakat, berbagai kritik dan juga ada
yang sami’na wato’na langsung tentang masalah sedekah ini. Dan rumus
sedekah dari
Ustad Yusuf Mansur lumayan populer juga hingga datang pemikiran dari ustad-ustad lain yitu teori matematika ikhlas dan anti itung-itungan he 66X.
Tapi kalau dipikirkan lebih dalam maka kita akan menemukan
benang merah dari teorinya A A Gim dan teorinya Ustad Yusuf
Mansur ini. Yaitu jangan cinta dunia, nah caranya Yusuf Mansur adalah
dengan menyedekahkan harta yang dicintai unutk Allah dan berdoa kepada
Allah apa hajatnya, ini sama saja kita belajar jangan cuman cinta dunia,
tapi juga harus menjadi penolong bagi yang lain. Dan ternyata memberi
itu adalah mental kaya, atau termasuk pola pikir orang kaya, karena
orang kaya / pengusaha itu unutngnya dibelakang bukan di depan. Beda
dengan orang miskin. Dan ternyata memberi itu juga memberikan efek
keterlimpahan, jika kita memberi maka itu juga ternyata menanamkan
bawah sadar kita bahwa kita ini keterlimpahan atau kaya. Dan semakin dekat dengan Yang Maha Kaya.
Tapi pola pikir maupun keyakinan itu tidak berarti jika tanpa kerja
nyata yang keras juga cerdas, dan kebiasaan menuju kaya dan sukses,
makanya bagaimanapun kebiasaan atau habbits inilah yang akan menentukan
keberhasilan kita. Contoh saja dalam dunia bela diri konon
Bruce Lee
waktu belajar bela diri sama gurunya, selama sebulan lebih cuman
diajarin kuda-kuda saja, tidak diajarin memukul, menghindar ataupun
menendang, dan kisah di tanah jawa bagaimana dulu seorang sunan kali
jaga yang disuruh oleh gurunya yaitu
sunan Bonang untuk
menjaga tongkatnya dan bersemedi selama 40 hari 40 malam , dan selama
40 hari 40 malam itu sunan kali jaga cuman di suruh menjaga tongkat
doank.
Kenapa juga guru
Bruce Lee cuman mengajari kuda-kuda saja
selama beberapa minggu, kerena letak dari kekuatan dalam kungfu yaitu
letaknya di kuda-kudanya, begitu juga dengan
taekwondo-taekwondo
asal Korea khususnya yang memilih Jirugi atau pertarungan , maka selama
beberapa bulan itu tidak dilatih teknik menendang atau cara menghindari
tendangan, tetapi yang di latih adalah fisiknya saja, dan baru setelah
sekian bulan baru mereka mendapat materi menendang dan sebaginya, begitu
juga dapat kita lihat bela diri asli pribumi yaitu Tarung Derajat yang
dulu terkenal dengan A A Boxer, mereka hampir kalau latihan itu 70%
adalah senam , atau latihan fisik dan paling 30% sampai 20% baru
berlatih memukul, menendang, dan membanting dan jurus-jurus. Begitu juga
dengan orang
pencak silat mereka kebanyakan senam dan
olah nafas sebelum belajar jurus-jurus atau memecahkan penda padat. Dan
ternyata yang dibangun itu adalah kebiasaan dulu.
Begitu juga dengan kehidupan dan usaha kita, semuanya perlu
pondasi dan kebiasan
yang benar yang akan menentukan kehidupan kita, kita memang tidak bisa
mengendalikan perubahan, tapi yang bisa kita kendalikan adalah diri kita
dan sikap kita terhadap sesuatu. Dan janganlah berharap dunia ini makin
baik, tapi berharaplah kita ini semakin baik meski dunia ini akan terus
berubah . Dan mulailah mempunyai pola pikir yang baik, sikap yang baik,
keyakinan yang baik dan juga kebiasaan-kebiasan yang baik. Karena
memang semua itu adalah
karena takdir, dan takdir
biasanya lebih menyukai orang yang benar dan baik. Jadi mari perbaiki
diri kita masing-masing, dengan kita baik maka nasib baik pasti akan
mendatangi kita, meski kita tidak kaya raya tapi pasti besok masuk surga
dan menjadi penghuni sorga yang kaya raya he 77X
Oh ya satu lagi, dalam bidang apapun kita memerlukan pembimbing untuk
semakin kaya dan semakin sukses, dan orang-orang keturunan China
biasanya mereka lebih cepat kaya karena dari kecil sudah
melek finansial
dan dari kecil itu dperlihatkan langsung ke toko atau perusahaan
ortunya, dan disamping ortunya yang memberi modal usaha dan pengalaman,
biasanya anak-anaknya juga memperoleh
pengalaman dan ilmu baru.
Makanya mereka makin jaya. Dan begitu juga kita lihat pengusaha atau
pedagang pribumi juga seperti itu. Tapi tidak jarang juga karena sikap
manja dan tidak sehebat orang tuanya malah bisnisnya menjadi hancur.
Jadi kayanya kalau kita tidak ketemu guru atau orang yang bisa
menjadikan kita guru unutk kesuksesan kita, ya cukup Tuhan saja sebagai
pemberi petunjuk buat kita, dan mungkin kita
butuh perantaranya
, sang perantaranya adalah Al Qur’an yang bisa kita baca, atau Al
Qur’an yang sudah mendarah daging dalam tubuh dan pemikiran manusia
yaitu para
Kyai dan Ustad. Tapi karena Ustad dan Kyai pada
sibuk ikut politik, pada sibuk merasa paling bener, tapi masih banyak
ustad yang bener juga ikhlas dalam beramal.
No comments:
Post a Comment