Dalam dunia usaha dan bisnis, kehadiran kompetitor merupakan hal yang sangat biasa terjadi. Kehadiran pihak dengan produk yang sama namun mempunyai keunggulan yang berbeda tersebut menimbulkan aroma persaingan untuk menduduki tingkat teratas pada pasaran jenis produk yang mereka miliki.
Hal tersebut tak jarang menimbulkan ketakutan yang di alami oleh pengusaha akibat kalah bersaing dengan para kompetitor dan akhirnya mengalami kerugian bahkan kebangkrutan akibat tidak lakunya produknya di pasaran.
Namun tanpa mereka sadari, sebenarnya kehadiran kompetitor sebenarnya juga bisa sangat bermanfaat bagi perusahaan mereka sendiri. Ketika anda mulai membuka jalan komunikasi dengan pada kompetitior dan menjalin kerjasama untuk saling mendukung tentunya akan menghasilkan sebuah perpaduan menarik yang bisa mendatangkan keuntungan di kedua belah pihak.
Akan tetapi dalam membangun sebuah kerjasama dengan pada kompetitor , ada beberapa hal yang harus anda ketahui dan perhatikan agar tidak menimbulkan masalah yang bisa berakibat pada perpecahan di antara kedua belah pihak.
Bagi anda yang tertarik untuk mulai menjalin sebuah hubungan kerjasama dengan kompetitor usaha anda, kali ini kami akan memberikan beberapa tips dan informasi yang akan sangat bermanfaat bagi anda. Simak ulasannya berikut ini.
1. Pembagian biaya dan ekonomi skala
Kedua perusahaan bekerja bersama-sama mengerjakan segmen bisnis mereka di mana mereka yakin mereka bisa menekan biaya tetapi tidak sampai membahayakan kualitas-kualitas unik yang mereka miliki. Misalnya, Dell dan HP adalah dua perusahaan yang sama-sama bersaing dalam pasar laptop. Namun keduanya menawarkan prosesor Intel. Daripada membuat prosesor sendiri demi menekan biaya komponen dan memperluas pasar penggunaan melalui kompatibilitas produk yang banyak, keduanya kini bisa memimpin pasar dengan menggunakan prosesor serupa tetapi Dell menawarkan konfigurasi sistem yang terkustomisasi saat pengiriman, sementara HP berfokus pada layar yang lebih bagus dan teknologi baterai.
Tawarkan produk pelengkap setelah penjualan awal. Jika pelanggan bisa mengambil manfaat dengan memiliki produk kedua perusahaan, Anda bisa berunding mengenai peluang untuk memasukkan produk pesaing sebagai tambahan atau sebaliknya. Inilah yang disebut sebagai up-selling atau cross-up-selling, yang memungkinkan kedua perusahaan berbagi laba. Anda bisa menemukan hal ini tiap hari di gerai-gerai ritel yang bukan ‘toko perusahaan’. Mereka merasa amat senang menjual merek alternatif pada konsumen yang sekiranya sesuai atau melengkapi produk yang telah dibeli. Cara lain yang biasa mereka lakukan ialah dengan menyarankan peralatan premium dari perusahaan lain, setelah Anda memilih suatu produk yang lebih terjangkau.
2. Bersatu demi segmen baru atau penting
Jika pesaing Anda memiliki produk serupa yang bisa melengkapi produk Anda, mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk menyusun sebuah kesepakatan di mana kedua perusahaan bisa menawarkan sebuah paket yang terintegrasi atau suatu produk baru. Cara lain untuk melakukan ‘coopetition’ ialah dengan menciptakan sebuah tawaran baru untuk mengatasi ‘musuh’ bersama. Misalnya jika Anda menjual majalah perjalanan, Anda bisa menambahkan video perjalanan saat seseorang berlangganan. Anda kini membidik kelompok orang yang ingin majalah perjalanan dan mereka yang menghendaki video spesifik yang Anda berikan cuma-cuma. Orang lain kini membeli majalah Anda daripada memesan tiket perjalanan, misalnya, yang masing-masing akan bersaing dengan majalah dan video Anda.
3. Dukungan timbal balik terhadap produk
Jika pesaing tidak sungguh-sungguh berkompetisi dengan pasar Anda secara langsung, Anda bisa mereferensikan usaha stau sama lain tanpa harus kehilangan jumlah pelanggan. Pemasaran afiliasi bisa menjadi solusi tepat untuk itu. Pertukaran tautan di situs masing-masing perusahaan bisa jadi langkah awalnya.
Ini juga berhasil untuk dua perusahaan dengan produk berbeda tetapi membidik konsumen yang sama. Tujuannya untuk meningkatkan jumlah pelanggan kedua bisnis secara bersamaan. Misalnya, sebuah pusat akupuntur bisa bekerjasama menawarkan jasa pusat kebugaran. Anggota pusat kebugaran bisa mendapatkan potongan harga di pusat akupuntur dan pasien bisa mendapatkan analisis lemak tubuh dari pusat kebugaran.
Setelah Anda mengukuhkan kredibilitas dan nilai, sebuah kerjasama strategis bisa dilanjutkan menuju kerjasama keuangan. Perusahaan pesaing mungkin memiliki potensi keuangan yang Anda inginkan dan siap untuk berinvestasi dalam aspek bisnis yang mereka akrabi sebelumnya. Pesaing ini juga bisa menjadi kandidat yang lebih baik untuk merger atau akuisisi (M & A) karena hubungan yang telah terjalin, saat salah satu dari perusahaan telah siap untuk langkah itu. Misalnya IBM, Intel, dan perusahaan raksasa lainnya secara rutin mengalokasikan dan mengatur dana untuk diinvestasikan dalam usaha-usaha rintisan dengan teknologi terkini yang bisa membawa usaha ke taraf yang lebih kompetitif. Membeli usaha rintisan yang mendapatkan traction (daya tarik) lebih murah dan lebih cepat bagi mereka daripada mencoba untuk mengelola usaha pengembangan serupa dalam sebuah perusahaan besar.
Tentunya diperlukan tindakan-tindakan pencegahan agar sebuah kerjasama strategis bisa berhasil. Perusahaan harus mendefinisikan dengan jelas di mana mereka bekerjasama dan di mana mereka bersaing. Hal pertama yang bisa Anda mulai ialah dengan membangun perjanjian non-compete dan non-disclosure yang baik. Selain itu pastikan tidak ada ketidakserasian prioritas antara perusahaan Anda yang bisa menyingkirkan hal-hal positif. Misalnya jika harga diri Anda ialah reputasi layanan pelanggan Anda, jangan pertaruhkan itu dengan bermitra dengan sebuah perusahaan yang memiliki barang-barang yang lebih murah tetapi terus menerus memberikan pelayanan pelanggan yang buruk.
Setelah kita membaca ulasan di atas, masihkah anda takut dengan para kompetitor usaha anda tersebut? Cobalah menjadi hubungan kerjasama yang baik mulai dari sekarang demi meraih kesuksesan bersama. Selamat Mencoba, dan Semoga Sukses
No comments:
Post a Comment