Sebagai contoh, Budi dari panti asuhan sedang bertemu seorang ibu
untuk dimintai sumbangan. Cara pertama: Budi: “Selamat pagi bu, saya
Budi dari panti asuhan. Kami
menjual sticker, ada yang
berharga Rp100 ribu, ada yang Rp20 ribu, ada juga yang harganya Rp5.000.
Silakan ibu mau beli yang mana?” Cara kedua: Budi: “Selamat pagi bu,
saya Budi dari panti asuhan.
Kami
menjual sticker, ada yang berharga Rp100 ribu,
ada yang Rp20 ribu, ada juga yang harganya Rp5.000. Silakan
dilihat-lihat dulu.” Budi: “Kebetulan tadi saya haus, jadi saya beli air
mineral, sekalian saya belikan buat ibu, diterima ya Bu?” Pelajarannya,
survei membuktikan begitu si ibu menerima air mineral dan sama-sama
minum, sumbangannya
naik 3x lipat. Satu
hukum timbal balik ini dalam penjualan sangat
powerful sekali. Saking
powerful-nya tidak bisa ditolak.
Karena alam bawah sadar manusia, ketika sudah menerima sesuatu dari
orang lain, ada keinginan untuk memberi sesuatu kepada orang yang sudah
memberi tersebut. Contoh lain: Seorang penjual asuransi yang dengan baik
hati memberi hadiah ulang tahun kepada saya dan kepada istri saya waktu
melahirkan anak ketiga. Ketika akhir tahun, orangnya datang menemui
saya. Dia bercerita kalau akhir tahun biasanya dia sedang keliling
dunia. Namun, tahun ini tidak bisa karena target
MDRT (million dollar round table) belum tercapai, kurang sedikit.
Kemudian dia minta bantuan dan tanpa sadar saya bilang “Ya”. Akhirnya
saya membeli asuransi baru padahal asuransi tersebut saya tidak
perlu-perlu banget, karena saya sudah punya delapan asuransi. Ilmu ini
berbahaya, tidak boleh digunakan untuk menjual sesuatu hal yang tidak
bermanfaat karena ilmu ini begitu
powerful-nya.
No comments:
Post a Comment